Palembang, KabarSumsel.com – Akhirnya terlapor dari korban pelecehan seksual yang di duga merupakan oknum dosen fakultas ekonomi berinisial A penuhi pemanggilan tim penyidik subdit IV renakta Ditreskrimum Polda Sumsel.
Oknum dosen mesum tersebut baru mendatangi untuk kedua kalinya pemanggilan dari tim penyidik subdit renakta Ditreskrimum Polda Sumsel dengan datang bersama dengan kuasa hukumnya, setelah pemanggilan pertama tidak datang.
“Terlapor oknum berinisial A memenuhi pemanggilan sesuai jadwal di dampingi kuasa hukumnya untuk memenuhi panggilan kita untuk dimintai keterangan penyidikan”. Ucap kasubdit renakta Kompol Masnoni, (06/12/21)
Pemanggilan A dosen UNSRI ini untuk di mintai keterangan sebagai terlapor dari dugaan pelecehan yang di alami oleh Mahasiswi UNSRI korban pelecehan seksual berinisial DR.
Yang menurut Kompol Masnoni merupakan laporan pertama yang diteramanya atas terlapor oknum dosen fakultas keguruan ilmu pendidikan (FKIP) universitas Sriwijaya Indralaya.
” Korban DR adalah laporan yang pertama, dan untuk laporan dari korban kedua masih kita proses dengan meminta keterangan dari saksi pelapor”. lanjutnya.
Sementara itu dari pihak terlapor A, melalui kuasa hukumnya Aji Darmawan SH mengakui status kliennya di UNSRI sebagai dekan dari fakultas keguruan dan ilmu pendidikan.
Ia menerangkan kedatangan terlapor untuk memenuhi panggilan penyidik dari Ditreskrimum Polda Sumsel untuk mengklarifikasi terkait dugaan pelecehan yang dilakukan oleh klien nya.
” Saya sebagai penasehat hukum dari terlapor mengakui bila peristiwa ini ada”. singkatnya
Aji Darmawan menerangkan terlapor datang memenuhi pemanggilan mulai dari pukul 09:00 wib dimana terlapor di cecar 30 pertanyaan oleh tim penyidik subdit renakta Ditreskrimum Polda Sumsel.
“Untuk teralpor datang kepolda Sumsel itu jam 9 pagi, hari ini di berikan 30 pertanyaan”.Singkatnya
Meski begitu Aji Darmawan menyangkal apa yang di lakukan oleh klien ya seperti 0r4L atau G3nj0t yang telah menyeruak di publik baik sosmed atau media pemberitaan.
“Peristiwa ini memang ada namun tak sebombastis yang di beritakan yang mohon maaf 0r4L atau G3nj0t itu tidak ada tapi memang pristiwa peristiwa yang menyerempet kesitu”. Ujarnya (Ettri Puspita)