Jambi, 10 Oktober 2024, kabarsumsel.com – Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Sultan Thaha berkolaborasi dengan Dinas Perikanan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, serta menggandeng masyarakat pesisir Pangkal Babu dalam program pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi. Kegiatan tersebut diwujudkan melalui penanaman pohon mangrove dan budidaya kepiting bakau di Desa Tungkal 1, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Pertamina memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana budidaya yang mencakup pembuatan caren dengan spesifikasi lebar 2m dan kedalaman 70cm seluas total 600m persegi, benih kepiting bakau sebanyak 500 ekor, dan 100 bibit pohon mangrove. Program ini dilaksanakan di kawasan Ekowisata Mangrove Pangkal Babu dan mengadopsi sistem silvofishery, yakni metode budidaya yang mengintegrasikan penanaman mangrove dengan aktivitas perikanan berkelanjutan, sesuai dengan rekomendasi Dinas Perikanan Tanjung Jabung Barat.
Pejabat Sementara AFT Manager Sultan Thaha, Ariesandy Kurniawan, menyampaikan program ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), sejalan dengan visi perusahaan dalam pelestarian lingkungan dan penciptaan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal.
“Program Aquaculture Silvofishery System in Mangrove Conservation (AVIATION) adalah wujud komitmen Pertamina dalam pelestarian lingkungan sekaligus pemberdayaan masyarakat. Harapannya, program ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan peluang ekonomi produktif bagi masyarakat di kawasan Ekowisata Mangrove Pangkal Babu,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Hapriansyah, turut mengapresiasi inisiatif ini. Menurutnya, sistem silvofishery adalah konsep pengelolaan pesisir terpadu yang menggabungkan konservasi mangrove dengan budidaya perikanan air payau.
“Tentu saja kami sangat mengapresiasi inisiatif Pertamina. Implementasi program ini memungkinkan kawasan mangrove berfungsi sebesar 80% untuk konservasi dan 20% untuk budidaya perikanan yang ramah lingkungan. Diharapkan ke depan program ini dapat memperluas varietas budidaya ke jenis lain seperti udang, kakap putih, atau nila salin,” tutur Hapriansyah.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, menegaskan Pertamina memiliki komitmen kuat dalam mendukung pencapaian Net Zero Emission dan Biodiversity melalui program-program TJSL yang berkelanjutan, salah satunya konservasi sistem silvofishery.
“Pertamina meyakini bahwa kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat lokal akan mempercepat pencapaian target keberlanjutan serta memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Melalui program strategis seperti silvofishery, Pertamina berperan aktif menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan mendorong kesejahteraan komunitas lokal. Program ini menjadi contoh pengelolaan lingkungan yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir secara produktif dan berkelanjutan,” tegas Nikho.
Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina berkomitmen mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) melalui program TJSL yang mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan. Hal ini mencakup dukungan pada SDGs nomor 1 (tanpa kemiskinan), 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), 13 (penanganan perubahan iklim), 14 (ekosistem laut), dan 15 (ekosistem darat).